3 Orang Sukses Karena Bekerja
- Ridwan Kamil

an Kamil sebenarnya menyukai berimajinasi sejak masa kecil. Ia suka membaca komik dan melihat foto dari berbagai kota di luar negeri. Sejak kecil Ridwan Kamil memiliki semangat kewirausahaan. Ia bersekolah di SDN Banjarsari III Bandung tahun 197 hingga 1984, Ketika sekolah dasar ia telah menjual es mambo buatannya sendiri. Selama bersekolah, ridwan Kamil dikenal sebagai sosok yang aktif dan cerdas. Selain aktif di OSIS, Paskibra dan klub sepak bola, Emil selalu masuk dalam rangking lima besar di kelasnya.
Setelah tamat sekolah dasar ia kemudian melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 2 Bandung kemudian di SMA Negeri 3 Bandung pada tahun 1987 hingga 1990. Setelah tamat SMA, ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Institut Teknologi Bandung dengan mengambil jurusan Teknik Arsitektur dari tahun 1990 hingga 1995. Ridwan kamil juga aktif dalam kelompok-kelompok mahasiswa dan unit kegiatan seni. Semangat kewirausahaannya di kampus lagi, untuk mencari dana tambahan untuk kuliah, ia membuat ilustrasi cat air atau maket untuk dosen.
Lulus dari ITB, ia memilih untuk bekerja di Amerika Serikat. Tapi hanya
bertahan empat bulan bekerja ia berhenti karena dampak krisis moneter
Indonesia yang membuat klien tidak membayar pekerjaannya. Ia tidak
langsung pulang ke Indonesia, dia bertahan di Amerika sebelum akhirnya
mendapat Beasiswa di University of California, Berkeley. Selagi
mengambil S2 di Univesitas tersebut Ridwan Kamil bekerja paruh waktu di
Departemen Perancanaan Kota Berkeley. Untuk bertahan hidup di Amerika,
ia makan sekali sehari dengan menu murah seharga 99 sen. Perjuangan
Ridwan Kamil untuk bertahan hidup di Amerika terus diuji ketika
istrinya, Atalia Praratya akan melahirkan anak pertama mereka. Ayah yang
kini memiliki dua orang anak ini tidak memiliki uang untuk biaya
persalinan istrinya, sehingga akhirnya dia harus mengaku miskin pada
pemerintah kota setempat untuk mendapatkan Pengobatan gratis. Akhirnya,
ia menemani istrinya melahirkan di sebuah rumah sakit khusus untuk orang
miskin, tepatnya di bangsal rumah sakit. Baginya pengalaman jatuh
bangun hidupnya membentuk nilai-nilai tersendiri akan kerasnya
perjuangan hidup.
Pada tahun 2002 Ridwan Kamil pulang ke tanah kelahirannya Indonesia dan dua tahun kemudian mendirikan Urbane, firma yang bergerak dalam bidang jasa konsultan perencanaan, arsitektur dan desain. Kini Ridwan Kamil aktif menjabat sebagai Prinsipal PT. Urbane Indonesia, Dosen Jurusan Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung, serta Senior Urban Design Consultant SOM, EDAW (Hong Kong & San Francisco), dan SAA (Singapura).
Urbane merupakan firma yang dibangun oleh Ridwan Kamil pada tahun 2004 bersama teman-temannya seperti Achmad D. Tardiyana, Reza Nurtjahja dan Irvan W. Darwis. Reputasi Internasional sudah mereka bangun dengan mengerjakan projek-projek di luar Indonesia seperti Syria Al-Noor Ecopolis di negara Syria dan Suzhou Financial District di China. Tim Urbane sendiri terdiri dari para profesional muda yang kreatif dan berpikir idealis untuk mencari dan menciptakan solusi mengenai masalah desain lingkungan dan perkotaan. Urbane juga memiliki projek berbasis komunitas dalam Urbane Projek Komunitas dimana visi dan misinya adalah membantu orang-orang dalam sebuah komunitas perkotaan untuk memberikan donasi dan keahlian-keahlian dalam meningkatkan daerah sekitarnya.
Urbane telah banyak dianugrahi penghargaan-penghargaan dari media internasional seperti BCI Asia Awards tiga tahun berturut-turut pada tahun 2008, 2009 dan 2010 dan juga BCI Green Award pada tahun 2009 atas projek desain Rumah Botol (dari botol bekas). Urbane juga sering mengikuti kompetisi di bidang desian arsitektur tingkat nasional seperti Juara 1 kompetisi desain Museum Tsunami di Nangro Aceh Darrussalam tahun 2007, Juara 1 kompetisi desain kampus 1 Universitas Tarumanegara tahun 2007, Juara 1 kompetisi desain Fakultas Ilmu Budaya di Universitas Indonesia tahun 2009, juara 1 kompetisi desain Sanggar Nagari di Kota Baru Parahyangan di Kabupaten Bandung Barat dan juara 1 kompetisi desain Pusat Seni dan Sekolah Seni di Universitas Indonesia tahun 2009. Ridwan kamil memiliki akun twitter yang beralamat di @ridwankamil
Pada tahun 2002 Ridwan Kamil pulang ke tanah kelahirannya Indonesia dan dua tahun kemudian mendirikan Urbane, firma yang bergerak dalam bidang jasa konsultan perencanaan, arsitektur dan desain. Kini Ridwan Kamil aktif menjabat sebagai Prinsipal PT. Urbane Indonesia, Dosen Jurusan Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung, serta Senior Urban Design Consultant SOM, EDAW (Hong Kong & San Francisco), dan SAA (Singapura).
Urbane merupakan firma yang dibangun oleh Ridwan Kamil pada tahun 2004 bersama teman-temannya seperti Achmad D. Tardiyana, Reza Nurtjahja dan Irvan W. Darwis. Reputasi Internasional sudah mereka bangun dengan mengerjakan projek-projek di luar Indonesia seperti Syria Al-Noor Ecopolis di negara Syria dan Suzhou Financial District di China. Tim Urbane sendiri terdiri dari para profesional muda yang kreatif dan berpikir idealis untuk mencari dan menciptakan solusi mengenai masalah desain lingkungan dan perkotaan. Urbane juga memiliki projek berbasis komunitas dalam Urbane Projek Komunitas dimana visi dan misinya adalah membantu orang-orang dalam sebuah komunitas perkotaan untuk memberikan donasi dan keahlian-keahlian dalam meningkatkan daerah sekitarnya.
Urbane telah banyak dianugrahi penghargaan-penghargaan dari media internasional seperti BCI Asia Awards tiga tahun berturut-turut pada tahun 2008, 2009 dan 2010 dan juga BCI Green Award pada tahun 2009 atas projek desain Rumah Botol (dari botol bekas). Urbane juga sering mengikuti kompetisi di bidang desian arsitektur tingkat nasional seperti Juara 1 kompetisi desain Museum Tsunami di Nangro Aceh Darrussalam tahun 2007, Juara 1 kompetisi desain kampus 1 Universitas Tarumanegara tahun 2007, Juara 1 kompetisi desain Fakultas Ilmu Budaya di Universitas Indonesia tahun 2009, juara 1 kompetisi desain Sanggar Nagari di Kota Baru Parahyangan di Kabupaten Bandung Barat dan juara 1 kompetisi desain Pusat Seni dan Sekolah Seni di Universitas Indonesia tahun 2009. Ridwan kamil memiliki akun twitter yang beralamat di @ridwankamil
- Bacharuddin Jusuf Habibie
Habibie yang punya kegemaran menunggang kuda dan membaca ini dikenal sangat cerdas ketika masih menduduki sekolah dasar, namun ia harus kehilangan bapaknya yang meninggal dunia pada 3 September 1950 karena terkena serangan jantung saat ia sedang shalat Isya.
Tak lama setelah ayahnya meninggal, Ibunya kemudian menjual rumah dan kendaraannya dan pindah ke Bandung bersama Habibie, sepeninggal ayahnya, ibunya membanting tulang membiayai kehidupan anak-anaknya terutama Habibie.
Karena kemauan untuk belajar Habibie kemudian menuntut ilmu di Gouvernments Middlebare School. Di SMA, beliau mulai tampak menonjol prestasinya, terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta. Habibie menjadi sosok favorit di sekolahnya.
Sebagian Karya beliau dalam menghitung dan mendesain beberapa proyek pembuatan pesawat terbang :
- VTOL ( Vertical Take Off & Landing ) Pesawat Angkut DO-31.
- Pesawat Angkut Militer TRANSALL C-130.
- Hansa Jet 320 ( Pesawat Eksekutif ).
- Airbus A-300 ( untuk 300 penumpang )
- CN - 235
- N-250
- · Helikopter BO-105.
- · Multi Role Combat Aircraft (MRCA).
- · Beberapa proyek rudal dan satelit.
- 1976 - 1998 Direktur Utama PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara/ IPTN.
- 1978 - 1998 Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
- Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi / BPPT
- 1978 - 1998 Direktur Utama PT. PAL Indonesia (Persero).
- 1978 - 1998 Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam/ Opdip Batam.
- 1980 - 1998 Ketua Tim Pengembangan Industri Pertahanan Keamanan (Keppres No. 40, 1980)
- 1983 - 1998 Direktur Utama, PT Pindad (Persero).
- 1988 - 1998 Wakil Ketua Dewan Pembina Industri Strategis.
- 1989 - 1998 Ketua Badan Pengelola Industri Strategis/ BPIS.
- 1990 - 1998 Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim se-lndonesia/lCMI.
- 1993 Koordinator Presidium Harian, Dewan Pembina Golkar.
- 10 Maret - 20 Mei 1998 Wakil Presiden Republik Indonesia
- 21 Mei 1998 - Oktober 1999 Presiden Republik Indonesia.
- Tantohwi Yahya
Tantowi lahir dan tumbuh di Dusun Indra Laya, Kabupaten Ogan Komering Ilir Palembang. Ayahnya H.M. Yahya Matusin, seorang kyai yang berprofesi sebagai pedagang kacamata dan ibunya Hj. Komariah Yahya, seorang tokoh partai Ketua Umum DPP PPP (1989-1994) di Palembang, mendidiknya dengan baik. Oleh karena itu, meski tinggal jauh dari kota, pria kelahiran 29 Oktober 1960 ini sudah menyimpan cita-cita ingin menjadi orang sukses.
Selepas tamat STM pada tahun 1979, pria
yang menjalani pendidikan dasar hingga lanjutan atas di kampung halamannya ini
berangkat ke Pulau Jawa, persisnya ke kota pelajar Wakil Presiden Republik
Indonesia (1972-1978) Yogyakarta. Namun niatnya untuk kuliah terganjal ijazah
STM-nya. Saat itu, lulusan STM tidak diperbolehkan melanjutkan kuliah ke
universitas karena dipersiapkan untuk langsung bekerja.
Ditolak di Universitas, tidak mebuat
niat Tantowi untuk kuliah berhenti. Ia kemudian mengambil program D-I di
Akademi Pariwisata Indonesia Wakil Presiden Republik Indonesia (1972-1978)
Yogyakarta. Setelah mengantongi ijazah diploma satu pada tahun 1982, ia
kemudian hijrah ke Jakartadan pekerja di Hotel Borobudur sebagai resepsionis.
Dalam perjalanannya, Tantowi sering
berpindah-pindah pekerjaan karena ia merasa tidak ada tantangan di tempatnya
bekerja. Selain di Hotel Borobudur, ia pernah bekerja di Hotel Hilton. HIngga
suatu ketika pada tahun 1987, Wakil ndirektur PT BASF Indonesia menawarkan
pekerjaan padanya. Kesempatan itu tidak ia sia-siakan. Sejak bekerja di BASF,
Tantowi mulai mengenal dunia hiburan. Di BASF, ia mewakili karirnya sebagai
promotion officer. Dalam dua tahun, ia sudah menempati posisi sebagai pro,otion
manager, sebuah posisi yang seharusnya diduduki lulusan S1 atau S2.
Setelah tujuh tahun bekerja di
perusahaan pita rekaman tersebut, pada tahun 1994, Tantowi keluar dari BASF dan
kebetulan bersamaan dengan itu, produksi pita kaset di BASF ditutup seiring
dengan munculnya teknologi baru berupa disc.
Nama Tantowi mulai dikenal masyarakat
saat membawakan acara kuis Gita Remaja di stasiun TVRI pada tahun 1989. Selama
lima tahun membawakan acara kuis itu, ia banyak menerima tawaran menjadi MC
(master of ceremony) untuk berbagai acara. Popularitasnya semakin berkibar
tatkala ia membawakan kuis bertaraf internasional "Who Wants to Be a
Millionaire" yang ditayangkan di RCTI pada tahun 2001 hingga 2006. Ia juga
pernah menjadi presenter acara "Are You Smarter Than a 5th Grader?"
dan pemandu acara musik country di stasiun MetroTV. Kerja kerasnya di dunia
presenter dihadiahi penghargaan The Most Favourite Television Quiz Host dalam
ajang Panasonic Awards tahun 2003, 2004, dan 2005.
Sebagai figur publik yang dikenal
suka membaca, ia kemudian didaulat menjadi Duta Baca Indonesia (DBI) oleh
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) pada tahun 2006. Dengan
penyematan gelar tersebut, Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Amerika
(PPIA) masa bakti 2004-2006 ini bertugas meningkatkan kesadaran membaca
masyarakat Indonesia dalam mewujudkan bangsa yang cerdas dengan melakukan
kegiatan kampanye di bebagai media, baik cetak maupun elektronik. Terpilihnya
Tantowi sebagai Duta Baca Indonesia tidaklah salah. Sedari kecil, ia sudah
dididik untuk suka membaca. Tantowi sudah biasa melahap dua harian koran nasional
Pelita dan Merdeka yang dibeli ibunya.
Itulah sebabnya, dalam menjalankan
tugasnya sebagai Duta Baca Indonesia itu, ia selalu menuturkan pengalamannya
bahwa kesuksesannya itu adalah berkat dorongan ibunya. Di dalam misinya
menghimbau masyarakat untuk meningkatkan minat membaca, ia membuat semboyan
"Ibuku Sebagai Perpustakaan Pertamaku". Menurutnya, peranan keluarga
sangat penting untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Orangtua harus dapat
menyediakan kebutuhan bahan bacaan bagi anaknya. Dan figur ibu menurutnya,
harus bisa memberikan teladan membaca di lingkungan keluarganya.
Setelah sukses di dunia hiburan,
sejak tahun 2009, Anggota DPR RI (2009-2014, Presenter. Tantowi Yahya berkiprah
sebagai politisi Senayan. Pada Pemilu 2009, ia terpilih menjadi angota DPR RI
(2009-2014) mewakili Partai Ketua Dewan Pembina Partai Golkar dari daerah
pemilihan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan. Sebagai anggota
dewan, ia duduk di Komisi I yang salah satunya menangani bidang pertahanan dan
keamanan.
3 Orang Sukses Karena Wirausaha
- Chairul Tanjung
Pada masa kuliah Chairil Tanjung sudah mulai berjualan buku kuliah stensilan, kaos, dan membuka usaha foto copy, dengan kegigihannya akhirnya dia bisa membuka perusahaan dengan tiga rekannya, akan tetapi karena belum puas dengan apa yang diraihnya pada saat itu, akhirnya CT mendirikan perusahaannya sendiri.
Dengan Para Groupnya CT mengembangkan bisnisnya ke segala bidang, di bidang keuangan dia mengambil alih Bank Mega.
Perusahaan yang dia beri nama Para Group ini membawahi beberapa bisnis lainnya, diantaranya; Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan Investasi), Para Inti Propetindo (properti). Di bidang penyiaran dan media ia memiliki TransTv, Trans7, Trans Studio, dan masih banyak lagi kesuksesan yang dia raih.
- Hendy Setiono
Jatuh bangun sempat dirasakan oleh Hendy Setiono saat memulai
bisnisnya. Hendy merintis usaha bidang kuliner kebab turki, kuliner asli
timur tengah itu di modifikasi sedemikian rupa agar rasanya cocok sama
lidah orang indonesia.
Saat mulai usaha kuliner ini Hendy sempat
di tipu oleh karyawannya sendiri, pernah juga di tinggal oleh
karyawannya sehingga dia dan istrinya harus terjun langsung untuk
berjualan.
Berkat kerja keras dan usahanya Hendy berhasil mengembangkan jaringan bisnisnya keseluruh Indonesia. Tidak hanya itu Hendy dinobatkan sebagai pengusaha sukses se Asia under 25 oleh majalah Business Wekk International pada tahun 2006.
Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga.
Semua anggota keluarga Kem Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang
utama, semuanya punya fungsi dan kekuatan.
Berkat kerja keras dan usahanya Hendy berhasil mengembangkan jaringan bisnisnya keseluruh Indonesia. Tidak hanya itu Hendy dinobatkan sebagai pengusaha sukses se Asia under 25 oleh majalah Business Wekk International pada tahun 2006.
- Bob Sadino
Bob Sadino (Lampung, 9 Maret 1933), atau akrab dipanggil
om Bob, adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan
dan peternakan. Ia adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick.
Dalam banyak kesempatan, ia sering terlihat menggunakan kemeja lengan pendek
dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya. Bob Sadino lahir dari sebuah
keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara.
Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi
seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah
dianggap hidup mapan.
Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk
berkeliling dunia. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap
selama kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota
Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob
bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.
Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke
Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah
satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan
sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di
Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki
tekad untuk bekerja secara mandiri.
Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari
perusahaan adalah menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang
menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang
mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang untuk memperbaikinya,
Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu. Gajinya ketika itu hanya Rp.100. Ia
pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dialaminya.
Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam
untuk melawan depresi yang dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah
muncul inspirasi berwirausaha. Bob memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya.
Ia mendapat ilham, ayam saja bisa berjuang untuk hidup, tentu manusia pun juga
bisa.
Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari
menjual beberapa kilogram telor. Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan
istrinya memiliki banyak langganan, terutama orang asing, karena mereka fasih
berbahasa Inggris. Bob dan istrinya tinggal di kawasan Kemang, Jakarta, di mana
terdapat banyak menetap orang asing.
Tidak jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu
orang asing sekalipun. Namun mereka mengaca pada diri sendiri, memperbaiki
pelayanan. Perubahan drastis pun terjadi pada diri Bob, dari pribadi feodal
menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan Bob yang berambut perak, menjadi
pemilik tunggal super market (pasar swalayan) Kem Chicks. Ia selalu tampil
sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana pendek.
Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah
ke agribisnis, khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk
konsumsi orang asing di Indonesia. Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan
para petani di beberapa daerah.
Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali
kegagalan demi kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia
dan istrinya sering jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang
penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang.
Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang
berkembang, rencana tidak harus selalu baku dan kaku, yang ada pada diri
seseorang adalah pengembangan dari apa yang telah ia lakukan. Kelemahan banyak
orang, terlalu banyak mikir untuk membuat rencana sehingga ia tidak segera
melangkah. “Yang paling penting tindakan,” kata Bob.
Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya
sehingga ia langsung terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan
menguasai bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya
dimulai dari ilmu, kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan profesional.
Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu,
berpikir dan bertindak serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang
melebihi orang lain.
Sedangkan Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau
mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih
simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan
akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu ia selalu berusaha melayani
pelanggan sebaik-baiknya.
Beberapa karakter yang ingin saya miliki dari beberapa karakter yang dimiliki pada orang-orang tersebut adalah:
1. Komitmen
Komitmen
adalah janji yang dilakukan terhadap diri sendiri. Komitmen menandakan saya
serius terhadap hidup dan impian saya. Komitmen juga berarti saya siap untuk
melakukan semua upaya yang dibutuhkan untuk mencapai impian saya, tidak peduli
apa pun yang saya akan hadapi di depan.
2. Perkecil ego
Semua orang pada dasarnya egois. Sikap tersebut
memang dibutuhkan untuk dapat bertahan hidup di dunia ini. Namun, ego yang
dimanjakan begitu saja malah akan menghancurkan diri saya sendiri. Oleh
karenanya, pikirkan kepentingan yang lain juga sebelum saya mengambil
keputusan.
3. Percaya diri
Sikap percaya diri akan mendorong seseorang untuk
terus maju dengan kemampuan yang ada. Orang yang tinggi percaya dirinya adalah
orang yang sudah matang jasmani dan rohaninya. Karakteristik kematangan
seseorang dilihat dari rasa tanggung jawabnya yang tinggi, objektif, kritis,
dan tidak tergantung orang lain. Emosional pun stabil, tidak mudah tersinggung,
dan naik pitam.
4. Tahan banting dan tidak cengeng
Apapun profesi yang dilakoni seseorang, dapat
dipastikan akan selalu ada tantangan dan cobaan yang harus dihadapi. Begitu
pula dengan profesi wirausahawan. Halangan teknis maupun non-teknis akan selalu
ditemui wirausahawan setiap harinya. Untuk bertahan dalam situasi sulit,
dibutuhkan ketahanan mental yang kuat. Pebisnis diharapkan tidak larut dalam
kesedihan yang terlalu dalam jika bisnisnya sedang terguncang. Hal yang lebih
penting yang harus dilakukan pebisnis adalah mencari solusi dari permasalahan
tersebut dan yakin bahwa guncangan yang menerpa bisnisnya akan berlalu.
5. Selalu mau belajar
Selalu akan
ada ilmu yang bisa dipelajari di dunia ini, bahkan sampai akhir hayat saya
nanti. Jangan pernah menutup diri akan perubahan dan nasihat orang lain, karena
siapa tahu dari 2 hal tersebut saya akan mendapatkan pelajaran hidup yang
berharga.
6. Memiliki kemauan yang keras
Memulai
sesuatu, apapun itu, bukanlah sesuatu yang gampang. Kendala dan masalah pasti
dihadapi oleh orang yang baru akan memulai sebuah kegiatan. Hal ini juga
berlaku dalam bisnis pribadi. Membuka bisnis pribadi tidak semudah membalikkan
telapak tangan. Untuk itu, calon wirausahawan harus memiliki kemauan yang keras
agar dapat menghadapi kendala dan masalah di masa-masa awal bisnisnya.
Karakter wirausaha yang
saya miliki
- Berani mengambil resiko
- Passion
- Ikhlas dan selalu bersyukur
Sumber:
- ENSIKONESIA-ENSIKLOPEDI TOKOH INDONESIA. 2012. Talenta Presenter Ternama. (http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/286-direktori/2778-talenta-presenter-ternama.html, Diakses 29 September 2016)
- http://sarungpreneur.com/7-wirausahawan-sukses-di-indonesia/
No comments:
Post a Comment